Integrated Field Course in Marine Science Series VII: Hilyana Marine and Coastal Research Centre, Desa Paremas, Lombok Timur

Oleh: Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Mataram.

Integrated Field Course in Marine Science

Kegiatan Integrated Field Course in Marine Science Series VII merupakan agenda wajib yang dilakukan Program Studi Ilmu Kelautan Univesitas Mataram di setiap semester. Kegiatan ini bertujuan mengintegrasikan antara teori dengan praktik, serta memungkinkan mahasiswa/i mempelajari mata kuliah Ilmu Kelautan dengan lebih komprehensif dan mendalam.

Kegiatan Integrated Field Course in Marine Science Series VII dilaksanakan pada tanggal 22-24 April 2024 di Hilyana Marine and Coastal Research Centre, Dusun Keranji, Desa Paremas, Lombok Timur. Diikuti oleh mahasiswa/i angkatan 2020, 2021, 2022, dan 2023, dengan jumlah 219 lebih banyak dari seri sebelumnya. Berbeda di seri-seri sebelumnya, pada kegiatan ini, mahasiswa/i dari Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kedokteran Kelautan Universitas Mataram turut ikut serta dan membersamai kegiatan praktikum lapang.

Mata Kuliah yang dipraktikkan dalam Integrated Field Course in Marine Science Series VII, yaitu Oseanografi Kimia, Ekologi Laut Tropis, Eksplorasi Sumber Daya dan Biodiversitas Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Pesisir dan Laut, Biologi Laut, Mitigasi Bencana Pesisir dan Laut, Antropologi Masyarakat Pesisir, dan Kewirausahaan.

Integrated Field Course Marine Science in Hilyana Marine and Coastal Research Centre

Hari Pertama: Eksplorasi Ekosistem Lamun dan Wawancara Masyarakat Desa Paremas

Setibanya di lokasi kemah, acara pembukaan Integrated Field Course in Marine Science Series 7 segera dilangsungkan. Ketua Program Studi Ilmu Kelautan, Mahardika Rizqi Himawan, S.I.K., M.Si, turut memberikan sambutan dan membuka acara ini secara resmi. Beliau menyampaikan beberapa pesan kepada peserta dan berharap kegiatan praktikum lapang kali ini dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan praktikum hari pertama dimulai dengan pengambilan data di ekosistem lamun yang terkait dengan mata kuliah Ekologi Laut Tropis, Eksplorasi Sumber Daya dan Biodiversitas Laut, dan Biologi Laut. Praktikum ini diikuti oleh mahasiswa/i angkatan 2020, 2021,2022, dan 2023. Mahasiswa/i tampak antusias mengikuti praktikum ini, terlebih lagi, ini menjadi kali pertama bagi mahasiswa/i angkatan 2023 mengikuti kegiatan praktikum terpadu.

“Menyenangkan, karena terjun langsung untuk mengamati dan mengidentifikasi biota yang ada disana” ungkap Badaria, salah satu mahasiswi Program Studi Ilmu Kelautan angkatan 2023.

Disamping kegiatan pengamatan ekosistem lamun, sebagian mahasiswa/i dari angkatan 2021 melakukan wawancara dengan warga Desa Paremas mengenai konservasi mangrove dan sistem mitigasi bencana di Desa Paremas.

Kegiatan pengambilan data ekosistem lamun

Kegiatan Pengambilan data ekosistem mangrove

Ekosistem mangrove di Paremas

Hari Kedua: Pengambilan Sampel Air dan Tracking Hutan Mangrove

Kegiatan hari kedua diawali dengan praktikum mata kuliah Oseanografi Kimia untuk mahasiswa/i angkatan 2022. Praktikum mata kuliah ini dilakukan dengan mengambil sampel air untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Setiap kelompok, mengirimkan perwakilan anggota untuk mengambil sampel air di sekitar perairan Desa Paremas dengan menggunakan kapal. Terdapat 9 titik pengambilan sampel air di 3 lokasi berbeda, yaitu di kawasan hutan mangrove, tambak, dan keramba jaring apung (KJA).

Ketika sebagian mahasiswa/i mengambil sampel air, sebagian mahasiswa lain melakukan wawancara dengan masyarakat desa sekitar seputar tatanan organisasi desa hingga mata pencaharian masyarakat Desa Paremas.

Menjelang sore hari, ketika air mulai surut, mahasiswa/i angkatan 2021, 2022, dan 2023 melakukan pengambilan data di ekosistem mangrove Desa Paremas, didampingi oleh angkatan 2020 selaku asisten praktikum. Walaupun ekosistem mangrove di Desa Paremas cukup sulit untuk dilintasi karena rapat dan lebat, mahasiswa/i tetap bersemangat untuk mengkesplorasi ekosistem mangrove disana. Tak jarang mereka menemukan fauna yang hidup di mangrove, seperti kepiting, udang, gastropoda, hingga biawak.

Mahasiswa/i mengaku gembira dapat menelusuri hutan mangrove. “Seru! Ini pengalaman pertama saya turun langsung mengambil data di mangrove” kata Naola, mahasiswi Program Studi Ilmu Kelautan angkatan 2022.

Kegiatan hari kedua Integrated Field Course in Marine Science seri ke-7 diakhiri dengan agenda diskusi akademik dengan dosen-dosen Ilmu Kelautan Universitas Mataram. Seluruh mahasiswa/i secara aktif memberikan pertanyaan dan berdiskusi dengan dosen Ilmu Kelautan Universitas Mataram di malam terakhir kegiatan praktikum terpadu.

Kegiatan rehabilitasi terumbu karang

Pemaparan materi kegiatan rehabilitasi terumbu karang

Foto bersama kegiatan rehabilitasi terumbu karang

Foto bersama kegiatan coastal cleanup

Hari Ketiga: Pengabdian Kepada Masyarakat Berkolaborasi dengan FKIK Universitas Mataram

Hari terakhir di Desa Paremas ditutup dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa coastal clean-up, penanaman pohon, dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Desa Paremas. Berkolaborasi dengan PPDS Obstetri dan Ginekologi dan Kedokteran Kelautan Universitas Mataram, kegiatan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan ibu hamil kepada masyarakat Desa Paremas berlangsung dengan lancar.

Integrated Field Course in Marine Science memberikan pengalaman baru yang tak terlupakan bagi mahasiswa/i. Selama tiga hari yang penuh dengan aktivitas, mereka tidak hanya memperdalam keilmuan dan keterampilan, namun juga mempererat rasa kekeluargaan antar mahasiswa/i Ilmu Kelautan Universitas Mataram.

Yuk, Kuliah Ilmu Kelautan di Universitas Mataram!

  • Penulis: Salvina Herawaty Puna
  • Kontributor:
    • Ir. Saptono  Waspodo, M.SI
    • Dr. Paryono, M.Si
    • Dr. Nurliah, M.Si
    • Mahardika Rizqi Himawan, M.Si
    • Wiwid Andriyani Lestariningsih, M.Si
    • Mumu
    • Mahasiswa/i Ilmu Kelautan

Edited: Rhojim Wahyudi, M.Si