Menikmati Labuhan Haji, Lombok Timur: tradisi dan hobi berlatar kekayaan pesisirnya

Oleh: Sirrul Aini Sukma Dewi, mahasiswi Ilmu Kelautan Universitas Mataram.

Desa Labuhan Haji merupakan salah satu desa yang terletak di kabupaten Lombok Timur, NTB. Desa ini memiliki sumberdaya laut yang potensial, salah satunya yaitu kerang laut. Banyak masyarakat sekitar mengambil kerang tersebut untuk dikonsumsi maupun dijual kepasar. Mereka mengambil kerang dengan cara menggali di sekitaran tepi pantai pada waktu siang hari hingga menjelang magrib. Kerang laut ini didapatkan pada kondisi air sedang surut. Selain jenis kerang laut ini mudah didapatkan, kerang merupakan salah satu makanan yang lezat dan banyak mengandung nutrisi,protein,dll. Masyarakat disini banyak mengolah kerang laut dengan cara direbus,digoreng bahkan ditumis untuk dijadikan lauk sebagai pengganti daging yang harganya tergolong cukup mahal untuk masyarakat golongan menengah kebawah. Adapun yang lainnya masyarakat akan menjual kerang laut ini ke pasar dengan harga perkilonya sekitaran Rp. 20.000-30.000.

Kekerangan di Pesisir Labuhan Haji

Proses pencarian kerang

Kekerangan di Pesisir Labuhan Haji

Penduduk Desa Labuhan Haji yang berkawasan di pesisir pantai sudah terbiasa dengan kegiatan penangkapan dan penjualan ikan. Bagi sebagian warga Desa Labuhan Haji bekerja sebagai nelayan dan penjual ikan. Para nelayan disana menangkap ikan mulai pada malam hari dan pulang sebelum matahari terbit agar hasil tangkapannya bisa langsung di jual ke pasar.

Selain hasil ikan yang cukup melimpah,laut di Labuhan Haji juga terdapat kerang laut yang dapat di konsumsi dan mengandung banyak vitamin. Bagi sebagian warga Lombok khususnya bagian Lombok Timur datang beramai-ramai untuk mencari kerang tersebut. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan kegiatan “Madak Keke” yang memiliki arti “Madak” adalah mencari dan “Keke” adalah kerang laut. Kegiatan Madak Keke (mencari kerang laut) biasanya dilakukan pada tanggal-tanggal tertentu,sekitar di mulai pada tanggal 13-18 menurut kalender islam.

Puncak dari Madak Keke tersebut biasanya terjadi pada tanggal 15 atau di tandai dengan bulan purnama. Ketika Madak Keke air laut akan surut hingga ratusan meter,sehingga dasar laut dan bebatuannya terlihat. Warga yang ingin mencari kerang laut tersebut akan turun langsung ke tengah laut. Kerang laut ini hidup di dalam pasir yang banyak bebatuan. Untuk mendapatkan kerang laut ini kita harus menggali pasir tersebut,ketika menggali kita juga harus memperhatikan dengan jeli kerang itu karena warnanya yang hampir mirip dengan batu membuat kita susah untuk membedakannya. Adapun alat yang di gunakan untuk menggali pasir yaitu sendok atau alat sejenisnya. Hasil dari mencari kerang laut tersebut biasanya di konsumsi sendiri karena rasanya yang lezat dan banyak vitamin,warga juga sering menjual kerang laut tersebut di pasar. Sehingga tidak heran banyak masyarakat labuhan Haji berburu kerang laut ini.

Panorama pesisir Labuhan Haji, Lombok Timur_

Yuk, Kuliah Ilmu Kelautan di Universitas Mataram!